keybord ku
senja sore kemarin itu, aku bersama keybord kesayanganku dimana, disitu tempat aku curhat menuliskan secangkir tulisan-tulisan aneh yang ada difikiran ku. kadang pegal rasanya jari jemariku menginjak satu persatu tombol keybordku demi menghasilkan sebait tulisan yang penuh senandung. keybordku ingin mengajakku ngobrol-ngobrol fikirku, namun ntah apa yang terjadi jari tanganku berjalan terus sambil mengikuti musik yang aku play di komputerku untuk mengurangi rasa kesepianku padahal keybordku selalu mengajariku memahami arti kesepian, dan seolah-olah keybordku berkata gerakkanlah jari tanganmu maka kau akan menemukan keybord yang sebenarnya dan kau akan menjadi seorang penulis populer yang dikenali seluruh teman dekatmu sampai keseluruh penjuru dunia. betapa terkagut kagetnya aku mendengar sapa’an demi sapa itu yang membuat aku semakin semangat untuk menjadi penulis seperti mendakiku dari putaran kepalaku. tanpa sedikit rasa lelah seakan-akan jariku menghilang bagaikan ranting cahaya jatuh dari kamarku.
keybordku
mengetuk dan membakar kesepianku hari demi hari yang aku lalui. dia memberiku
secuil kecupan manis yang kadangku lupakan dan dia juga tidak pernah lupa
memberiku sepetak ide-ide sebagai ladang tulisanku. Detik jam dinding dikamarku
mulai mengikutiku dari belakang memberiku tanda-tanda kehidupan karna tidak
semua orang mahluk hidup dapat menghargaiku bincang-bincang “Detik Jamku”
dengan nada marah. Mereka tidak peduli dengan tik tik detikanku yang akan
menunjukan banyak pedang menanjapkan seribu penyesalan yang disesali mereka
yang terbaring di terik matahari memerangimu seperti perang dunia ketiga.
Detik
jamku kadang selalu memperingatkanku bahwa perubahan selalu di kawal olehku
(detik jam) dan kadang banyak mereka mengikuti jejek perubahanku. Al hasil
hanya sedikit yang berubah menjadi lebih baik yang lainnya mengubur emosi dari
egoisme. Suatu hari mereka akan menyadari betapa sesalnya dia tanpa mengikuti
detik jam. Satu detik saja membumikan jutaan manusia.
Kembali
ke keybard yang aku gendong ini, membawa lari dari tempat mejaku untuk ku
jadikan seruling yang menghijaukan daunan menerbangkan merpati di bintikan
hujan. Namun apa daya itu hanyalah hayalan imajinasiku yang akan membunuh
fikiranku.
Akhirnya
tulisanku sudah mulai disantap para pembaca untuk dilihat saja tanpa membaca
karna membaca tulisanku ini kamu akan kebingungan lebih baik lihat saja dan
jangan pernah membacanya. amin