Ajarkan Aku untuk Ikhlas
Siapa menyangka, bahwa perjalanan yang kita lewati akan selalu memberikan kejutan yang tidak terduga. Kejutan tersebut akan datang dengan berbagai bentuk, kondisi dan berbagai rasa. Seringkali kita ingin kehidupan ini selalu berpihak pada kita, meskipun kenyataannya, jelas tidak selalu sama. Lalu, bagaimana jadinya jika seperti itu? Ketika kenyataan tak lagi sesuai dengan impian dan harapan kita.
Begini….
Sejak kita berproses, dilahirkan ke
dunia ini, dan menjalani sekian waktu dalam kehidupan, ada banyak sekali
cara kita untuk mendapatkan sesuatu, dan ada banyak juga cara kita
untuk menerima segala sesuatunya. Sebagai seorang manusia yang menyadari
bahwa Dzat yang paling tinggi adalah Allah Swt, maka setiap apa yang
dilakukan atau didapatkan tiada lain harus disadari bahwa semua itu
karena kita dimampukan olehNYA. Namun terkadang, sebagai manusia dengan
ke “sok” tahuannya, kerap kali kita ngotot dan mengakui bahwa diri ini
lah yang paling tau akan segalanya. Begitulah kita, manusia! Belum lagi,
rasa mampu itu kerap kali membuat kita merasa sudah menjadi yang
terhebat dari yang lainnya. Ah, Sungguh Ya Allah, hamba mohon… jangan
butakan hati ini pada kesenangan dunia.
Saat ini, menyadarai bahwa kehidupan tak
lain adalah sebuah proses, maka sudah sewajibnya dalam keseharian, kita
jalani dengan doa dan keyakinan. Saya merasakan, ketika saya menjalani
hari-hari hanya berdasar pada apa yang saya mau, hasilnya seperti cepat
sekali membias. Saya menjadikan segala hasil yang tak sesuai dengan mau
saya adalah karena ada sebab yang orang lain lakukan juga. Mengapa
demikian? Inilah yang saya maksud, saya harus belajar tentang ikhlas
lebih jauh.
Dalam keseharian, ketika kita bertemu
pada kondisi yang tidak nyaman, dan untuk melebur serta menguatkan diri,
maka untuk memudahkannya, kita berucap, “iya, saya ikhlas, kok.”
Benarkah begitu? Sudah sampaikah hati ini pada titik ikhlas yang paling
dalam? Kadang kita sudah merasa “ikhlas”, tapi semua itu jatuhnya hanya
baru sampai pada kondisi memendam rasa, padahal sebenarnya hati kita
masih merasakan ketidaknyamanan. Begitukah “ikhlas?” Ajarkan saya untuk
ikhlas.
Saya belajar dari sekitar, dan mencoba
menguji diri untuk sampai pada kondisi ikhlas, ternyata itu pun enggak
mudah. Ada banyak ekspektasi negatif lainnya yang mengiringi keikhlasan
saya. Belum lagi, setelah mencoba ikhlas, selalu saja ada “embel-embel”
perasaan lain yang menyebabkan keikhlasan saya jauh dari sempurna.
Pernahkah teman-teman merasakan juga? Mengakui ikhlas namun tetap merasa
kesal, sedih dan lain sebagainya? Jika iya, yuk belajar bareng saya
untuk terus berproses.
Ikhlas
memang bukan perkara kita sudah memaafkan, apalagi mengatakan lewat
tutur kata. Ikhlas adalah tentang bagaimana memulai proses yang baru
sambil menyerahkan segalanya hanya pada Ilahi. Kita akan sangat
menyerahkan segala ketidaksempurnaan yang kita rasakan, menjadi sebuah
awal bagi kita untuk meyakini pada ketetapanNYA. Dalam ikhlas, kita akan
menguji bahkan berperang dengan diri kita sendiri untuk menghadapi
kemampuan hati dalam bekerja. Dari situ setidaknya kita akan mengetahui
apakah diri ini sudah ikhlas atau belum.
Memang, terkadang segalanya terasa tidak mudah. Tapi ketika kita
menghadirkan DIA pada apa yang kita alami dan rasakan, cukup yakini
saja. Kelak kita akan menemukan jawabannya. Kunci ikhlas ada dalam diri
kita masing-masing dan kaitanNYA dengan Sang pencipta. Jika semua itu
masih dirasakan belum menemui titik ikhlas yang pas, bisa jadi kita
belum sepenuhnya menerima dan meyakini segala ketetapanNYA. Bisa jadi,
kita masih merasa yang paling hebat, bisa jadi kita belum mengenal dan
mengetahui bagaimana kemampuan hati kita bekerja. Jelas, semua itu nggak
mudah, namun bukan berarti tidak bisa. Minta maaf pada diri sendiri,
dan mengajaknya menjadi seseorang dengan energi yang baik, Insya Allah
menjadi sebuah proses untuk mengenal ikhlas lebih dalam. Rasakan,
pahami, syukuri dan selalu berikan afirmasi positif, biarkan semua itu
mengalir di dalam tubuh, hati, rasa dan pikiran kita, Insya Allah,
sedikit demi sedikit kita akan mengetahui makna ikhlas yang sebenarnya.
Aamiin.