Pengembangan koleksi di lingkungan Universitas Brawijaya menuju pengadaan bersama antar perguruan tinggi di Indonesia
Oleh :
Dra. Widia Permana, S.Sos., M.AB
Pustakawan Muda – Perpustakaan Universitas Brawijaya
Pada era informasi global (global information) upaya Perpustakaan dalam memuaskan penggunanya di bidang penyediaan informasi (information provider) maupun mengatasi kelangkaan informasi (devisit information) , telah dilakukan kerjasama silang layan (inter library loan) dan berbagi informasi (information resource sharing)
dengan beberapa Perpustakaan perguruan tinggi lain. Upaya tersebut
diharapkan bisa dipakai sebagai salah satu pertimbangan dalam
mengembangkan koleksi, sehingga kelangkaan koleksi akibat keterbatasan
anggaran bias ditekan. Upaya penyediaan informasi / koleksi yang relevan
serta berorientasi kepada keperluan pengguna (user) , kemutakhiran koleksi/informasi, serta kelengkapan bidang ilmu dapat terwujud. Keberadaan open source software Doblin Core metadata
merupakan peluang bagi dunia kepustakawanan guna mengatasi kebutuhan
kerjasama berbagi informasi berbasis web. Melalui open source software
tersebut kita dapat memanfaatkannya sebagai kegiatan inter operability jaringan dengan Perpustakaan perguruan tinggi ataupun pusat sumber informasi ilmiah. Untuk kegiatan interoperability bisa menggunakan protocol OAI sedangkan untuk metadatanya bisa menggunakan Doblin Core Metadata
. Melalui fasilitas jaringan tersebut efisiensi pelayanan antar
Perguran Tinggi bisa diseragamkan melalui model portal nasionalnya,
sehingga masing masing mitra jaringan memiliki keseragaman jaringan yang
berfungsi sebagai information provider maupun harvester .
Kata kunci : pengembangan koleksi, berbagi informasi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Karya ilmiah merupakan sumber informasi yang penting bagi
pengendalian IPTEK. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin cepat ini menuntut adanya upaya yang sistematis dan strategis
dalam menghadapinya. Perguruan Tinggi sebagai basis pengembang IPTEK
dituntut untuk memberikan kontribusi positip dalam menghasilkan temuan
temuan baru di bidang IPTEK, khususnya mahasiswa, dosen dan peneliti.
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan koleksi penggunanya, Perpustakaan
Universitas Brawijaya sedang membangun system interkoneksi dengan ruang
baca yang ada di masing masing fakultas, sehingga untuk mencari koleksi
yang diperlukan tidak harus berada di Perpustakaan pusat tetapi dapat
dilakukan penelusuran informasi di Fakultas dan hasil penelusuran
informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan koleksi di Perpustakaan Universitas Brawijaya.
Keanekaragaman sumber informasi yang dimiliki Perpustakaan
Universitas Brawijaya bukanlah suatu hal yang mutlak dapat memenuhi
kebutuhan pemakai untuk kegiatan akademiknya, tetapi masih perlu
dilengkapi dengan sumber-sumber informasi lainnya yang berasal dari
perpustakaan perguruan tinggi lainnya. Oleh karena itu optimasi jaringan
perpustakaan (library networking) sebagai sarana pemanfaatan
informasi bersama perlu dibangun guna mengatasi keterbatasan sumber
informasi yang tersedia di setiap perpustakaan perguruan tinggi.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menfasilitasi kebutuhan akan berbagi informasi dan pengetahuan (information resource sharing)
di perguruan tinggi dengan diluncurkan program pengembangan sistem dan
jaringan informasi pendidikan tinggi yang direncanakan secara bertahap
menghubungkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia yang dikenal dengan
INHERENT (Indonesian Higher Education Network – Jaringan
Perguruan Tinggi Indonesia) pada tahun 2006. Dengan memanfaatkan
INHERENT untuk jenis kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi telah
dipelopori oleh Unibraw, Unair, ITS, ITB dan UI.
Dari salah satu program yang merupakan bagian dari tugas pepustakaan
yaitu pelayanan koleksi berbasis web. Hal ini dimaksudkan sebagai
wujud/upaya Perpustakaan dalam mendukung program Tri Dharma Perguruan
Tinggi guna mengembangkan IPTEK kepada masyarakat luas.
1.2. Tujuan
Tujuan Pengembangan Koleksi antara lain :
- Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pengembangan koleksi
- Membangun model / prototype dari katalog induk karya ilmiah lokal meliputi skripsi, laporan penelitian, artikel jurnal, thesis dan disertasi dilingkungan Universitas Brawijaya . Prospek ini bersifat terbuka untuk bisa dikembangkan oleh perguruan tinggi lainnya
- Mengembangkan jangkauan wilayah kerjasama berbagi informasi antar anggota perpustakaan perguruan tinggi negeri dengan menyediakan framework portal konten melalui jaringan kerja internet berbasis Open Archive Initiatives (OAI) untuk protokol dan program Dublin Core database untuk interoperability dan open source untuk diimplementasikan di Perguruan Tinggi lainnya. Diharapkan pangkalan data tersebut merupakan embrio Katalog Induk Nasional (KIN) yang akan dipusatkan di DIKTI
- Dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat umum melalui koneksi internet.
1.3. Sistematika Penulisan
- I. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan
- II. Pengembangan Koleksi mencakup Pengertian Pengembangan Koleksi, Kebijakan Pengembangan Koleksi, Pengertian Jaringan Informasi, Silang Layan, Jumlah Buku Teks
- III. Pengembangan Koleksi Perpustakaan Universitas Brawijaya Sebagai Penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, mencakup Data Koleksi Perpustakaan 5 tahun terakhir, Jumlah Fakultas dan mahasiswa 5 tahun terakhir, Data Dosen 5 tahun terakhir, Mekanisme Pengadaan Bahan Perpustakaan Universitas Brawijaya, Strategi Pengembangan koleksi UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya.
- IV. Jaringan Pengembangan Koleksi Perguruan Tinggi mencakup Kerjasama jaringan di lingkungan Perguruan Tinggi, . Information Resource Sharing, .Interlibrary Loan (ILL)
- V. Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Rekomendasi
- VI. Daftar Pustaka
II. PENGEMBANGAN KOLEKSI
2.1. Pengertian Pengembangan koleksi
Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman (2004:53) Pengembangan
Koleksi mencakup kegiatan memilih bahan perpustakaan dan dilanjutkan
dengan pengadaan. Memilih bahan perpustakaan memerlukan alat Bantu
perpustakaan. Alat Bantu yang biasa digunakan untuk memilih bahan
perpustakaan ialah :
- 1. Silabus mata kuliah
- 2. Bibliografi
- 3. Tinjauan dan resensi
- 4. Pangkalan data Perpustakaan lain
- 5. Sumber sumber lain dari internet
Pembinaan dan pengembangan koleksi adalah salah satu kegiatan
pelayanan teknis yang dilakukan perpustakaan untuk menyediakan dan
memberikan pelayanan informasi kepada pemakai.
Perpustakaan tidak dapat dilihat baik buruknya hanya dari segi jumlah
koleksinya tetapi kualitas koleksi juga sangat berpengaruh. Oleh karena
itu dalam menjalankan tugas pengembangan koleksi pustakawan hendaknya
terlebih dahulu memahami :
- Fungsi Perpustakaan
- Ruang lingkup (bidang yang dicakup) perpustakaan
- Masyakarat yang dilayani
Suatu perpustakaan , betapapun kecil jumlah koleksinya harus dibangun
dari suatu seleksi yang sistematis, terarah, terencana dan disesuaikan
dengan kurikulum, tujuan serta anggaran yang tersedia. Di dalam
melakukan tugas pengembangan koleksi perpustakaan , pustakawan harus
melakukan survei dan menyeleksi koleksi untuk diadakan.
Rangkaian kegiatan pengembangan koleksi meliputi :
- menentukan kebijakan pengembangan koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna
- mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani
- memilih dan mengadakan bahan perpustakaan
- merawat bahan perpustakaan
- menyiangi koleksi (weeding)
- mengevaluasi koleksi
1.1. Kebijakan pengembangan Koleksi
Kebijakan yang diterapkan oleh pustakawan bersama sama dengan sivitas
akademika perguruan tingginya dalam kegiatan memilih dan mengadakan
bahan perpustakaan dalam upaya mengembangkan koleksinya.
Pengembangan koleksi perpustakaan harus dilakukan dengan baik agar
mempunyai daya guna yang optimal. Pelaksana pengadaan bahan perpustakaan
harus memahami persoalan yang dapat dirumuskan dari jawaban atas
pertanyaan :
- Mengapa sebuah koleksi harus dimasukkan ke dalam perpustakaan?
- Untuk keperluan apa (yang bagaimana) koleksi yang diadakan dapat didayagunakan?
- Siapa pengguna koleksi yang diadakan tersebut?
Koleksi perpustakaan harus dapat mengandung bahan bahan yang dapat
menopang hasrat keingintahuan pemakainya, dapat membina imajinasi (daya
kreasi), memberikan jasa yang menimbulkan inisyatif pemakai, mengandung
segi segi yang kreatif, menjadikan sumber ketrampilan dan kecerdasan,
berisi unsur estetika dan disiplin yang tinggi.
Koleksi perpustakaan dapat didayagunakan dan diperuntukkan sesuai
dengan fungsi perpustakaan lembaga penaungnya yaitu sebagai penunjang
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PP no. 60 tahun
1999 pasal 34)
Koleksi perpustakaan merupakan kumulasi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide manusia (preservation of knowledge)
yang erat sekali hubungannya dengan masyarakat di mana dia berada dan
harus relevan dengan kurikulum fakultas sebagai lembaga penaungnya. Bisa
dikatakan bahwa pengimplementasian kurikulum itu sendiri sebenarnya
sebagian terbesar tercermin dalam koleksi perpustakaannya. Oleh karena
itu pulalah maka koleksi hanya dapat dibina dan dikembangkan dengan baik
apabila petugas perpustakaannya mempunyai hubungan baik dengan
klien/penerbit, lembaga, dan kelompok profesional.
Kebijakan pengembangan koleksi diawali dengan kegiatan memilih bahan
perpustakan yang baik maka akan diperoleh pengembangan koleksi yang baik
pula.
Perpustakaan harus memperhatikan kebutuhan kurikulum dan mampu memenuhi kebutuhan dosen, mahasiswa dan peneliti.
Kebijakan pengembangan koleksi didasari atas :
- Kerelevanannya dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat perguruan tingginya.
- Orientasi kebutuhan pengguna
- Kelengkapan dengan keterkaitan bidang ilmu
- Kemutakhiran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
- Kerjasama semua pihak yang berkepentingan yaitu pustakawan, tenaga pengajar dan mahasiswa.
2.3. Pengertian Jaringan Informasi
Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan
(1991:65) Jaringan informasi atau kadang disebut pula jaringan kerja
informasi (information network) adalah suatu system terpadu dari badan
badan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi dan pusat
informasi dengan tujuan menyediakan pemasukan data yang relevan tanpa
memperhatikan bentuk maupun asal data untuk keperluan masyarakat
pemakai.
Pada saat ini pengertian jaringan telah berkembang sebagai suatu
sistem banyak komputer yang dihubungkan dengan sambungan telekomunikasi
sehingga data yang ada pada setiap komputer yang berperan serta dalam
jaringan dapat dijangkau oleh yang lain. Perpustakaan Perguruan Tinggi :
buku pedoman (2004:159)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jaringan informasi adalah sistem
terpadu antara bidang pengolahan informasi dengan pusat informasi yang
terhubung dengan sambungan telekomunikasi yang berperan serta dalam
jaringan dan dapat dijangkau oleh komputer lain dengan tujuan untuk
keperluan masyarakat pemakai.
McLeod (2004) Dua kekuatan yang merupakan sasaran jaringan menyebabkan sistem computer dipusatkan ke sebuah jaringan adalah :
- Beberapa organisasi selalu mempunyai computer yang operasionalnya sering pada lokasi yang jauh terpisah atau terbagi.
Contoh sebuah perpustakaan mempunyai beberapa perpustakaan fakultas
di beberapa tempat sehingga untuk memonitor jumlah koleksi maupun
status koleksi dilakukan melalui jaringan computer.
Memasang format sasaran yang lebih umum untuk membuat semua program,
data, dan sumber daya lain yang tersedia bagi siapapun di jaringan tanpa
memandang kepada lokasi fisik dari sumber daya dan pengguna. Dengan
kata lain bahwa lokasi tidak menjadikan masalah dengan dilakukannya
jaringan komputer, sehingga dapat dilakukan resource sharing antar
computer.
- Sasaran yang ke dua adalah untuk menentukan pencapaian yang tinggi oleh sumber daya alternative dari persediaan. Komputer yang tidak terhubung, jika mesin bermasalah karena kegagalan perangkat keras, sebagai contoh para pemakai lokal yang tidak beruntung meskipun kapasitas komputasi mungkin ada substansiil yang tersedia di tempat lain. Dengan jaringan yang sementara hilangnya suatu komputer adalah sangat sedikit serius karena para pemakainya dapat sering kali diakomodasikan di tempat lain sampai layanan dipulihkan. Dengan kata lain apabila terjadi masalah dengan computer local yang tidak terhubung dengan jaringan dapat di selesaikan masalahnya dengan computer yang terhubung dengan jaringan.
2.4. Silang Layan
Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman (2004:99) Silang
layan adalah kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk
saling memanfaatkan sumber daya dan layanan informasi semua perpustakaan
yang terlibat.
Menurut Susilo-Basuki (2007) maka jasa silang layan dapat dirinci dalam bentuk: :
(a) pinjam antarperpustakaan khusus koleksi digital
(b) akses pengguna dari berbagai lembaga
(c) pengunduhan (download) materi digital
(d) penghantaran (delivery) artikel dari majalah elektronik
(e) pemberian jasa perpustakaan dan informasi kepada perpustakaan lain.
Dengan kemajuan sarana teknologi informasi dan telekomunikasi
sekarang ini silang layan sudah dapat dilayankan secara elektronik.
Sehingga penghantaran sebuah informasi dapat dilakukan melalui
pengunduhan (download) atau e-mail. Apabila silang layan masih dilakukan
secara manual dapat dilakukan fotokopi atau penggandaan sehingga
perpustakaan sebagai penyedia informasi tersebut masih mempunyai sumber
informasinya, sehingga silang layan dapat dikatakan merupakan kerjasama
antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk jaringan dengan tujuan
menyediakan informasi yang relevan bagi penggunanya.
2.5. Jumlah Buku Teks
Satgas Perpustakaan Pergururan Tinggi (1976) menyajikan rumusan yang merupakan hasil dari lokakarya :
BM = ∑K X (NWM + NAM) X ( ∑M : RK)
Buku utk Mhs (BM)= jumlah mata kuliah yang diberikan (K) X (jumlah
buku wajib bagi Mhs utk tiap mata kuliah (NWN) + jumlah buku anjuran utk
dibaca mhs bagi tiap mata kuliah (NAM)) X (Jumlah Mhs seluruhnya (M) :
besar rata-rata kelas (RK) (jumlah mahasiswa tiap kelas)
BD = D X RKD X (N1WD + N1AD)
Buku utk dosen (BD) = jumlah dosen (D) X jumlah mata kuliah rata-rata
tiap dosen(RKD) X ( jumlah buku wajib bagi dosen (N1WD) + jumlah buku
anjuran utk dosen (N1AD)
Untuk menentukan jumlah buku teks mahasiswa (BTM) dan buku teks dosen (BTD) Sujono Trimo (1992) menyajikan rumus realistis :
Buku Teks Mahasiswa (BTM) = A X B X C X D
Buku Teks Dosen (BTD) = A X B X E X F
A : Jumlah jurusan yang ada
B : Jumlah matakuliah untuk setiap jurusan (rata-rata)
C : Judul buku teks untuk mahasiswa per mata kuliah
D : Jumlah eksemplar buku untuk setiap judul BTM
E : Judul buku teks untuk dosen per mata kuliah
F : Jumlah eksemplar buku untuk setiap judul BTD
Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman (2004:52) bahwa Perpustakaan
Perguruan Tinggi wajib menyediakan 80% dari bacaan wajib mata kuliah
yang ditawarkan di perguruan tinggi. Masing-masing judul bahan bacaan
tersebut disediakan 3 eksemplar untuk tiap 100 mahasiswa.
UPT Perpustakaan Unversitas Brawijaya dalam mengembangkan koleksinya
belumlah dapat dikatakan ideal mampu memenuhi kriteria ketersediaan
koleksi di Perpustakaan perguruan tinggi, karena masih terjadi kendala
di lapangan.
Untuk mengembangkan koleksi strategi yang digunakan memenuhi
kebutuhan penggunanya dengan mengacu pada Satuan Acara Perkuliahan
(SAP), dan permintaan pengguna melalui mail box maupun manual.
III. PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEBAGAI PENUNJANG TRI DHARMA PERGURUAN TINGG
Perpustakaan sebagai pusat layanan informasi dan
sekaligus berfungsi sebagai penunjang kegiatan akademik berusaha untuk
mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat akademik dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan jumlah judul
dan kopi bahan pustaka perpustakaan Universitas Brawijaya digambarkan
dalam tabel dan grafik sebagai berikut :
3.1. Perkembangan jumlah judul dan kopi bahan pustaka perpustakaan Universitas Brawijaya
Sumber :http://www.ub.ac.id/id/9_publication/dokumen/ub_angka/4/ub_angka48.php
Profile koleksi Perpustakaan pada table 1 menunjukkan bahwa mengalami
kenaikan 12%, sedangkan jumlah kopi 3%. Hal ini disebabkan pengadaan
koleksi buku lebih dikonsentrasikan pada penambahan judul daripada
jumlah eksemplar. Untuk pengadaan buku asing pengadaannya lebih banyak ,
namun untuk buku terbitan Indonesia secara judul hanya sedikit namun
expemplarnya rata rata per judul 3 eksemplar. Sejak tahun 2000 sampai
2004 perkembangan koleksi terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2004
koleksi Perpustakaan meningkata sebesat 13.36% atau 11.452 judul
sedangkan jumlah kopi meningkat 11.12% atau 19.518 kopi dibandingkan
dengan tahun 2003. Dari jumlah koleksi tersebut informasi
bibliografisnya sudah terekam dalam pangkalan data UPT Perpustakaan dan
sudah digunakan penelusuran OPAC bagi mahasiswa dan pengguna lainnya
baik melalui intranet maupun internet.
Universitas Brawijaya (2008). Saat ini rasio ketersediaan buku dan
jumlah mahasiswa mencapai 1: 18 perbandingan jumlah buku yang tersedia
dengan jumlah mahasiswa baru mencapai 18 judul buku per mahasiswa.
Depdiknas. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (2007). Rasio buku
dengan jumlah mahasiswa memadai (1:10 sampai 1:20), rasio buku teks
terbitan 5 tahun terakhir dibandingkan dengan total jumlah buku,
Ratnaningsih (2008) Sedangkan menuju world class university library
(WCUL) masih diperlukan perbandingan 1:100. Tentunya ini masih jauh
dengan yang diharapkan. Untuk koleksi buku asing pengadaannya rata rata
hanya 1 eksemplar tiap judul, karena keterbatasan dana.
Adapun koleksi jurnal on CD-ROM (lengkap dengan artikel) adalah sbb.:
a. Jurnal offline (on CD)
b. Jurnal Online yang di langgan oleh Perpustakaan Universitas Brawijaya
c. Jurnal OnLine yang dilanggan oleh Dikti.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas RI telah melaksanakan
program pengadaan jasa langganan e-journal untuk perguruan tinggi di
seluruh Indonesia, yaitu ProQuest, Gale dan EBSCO.
Journal online sebagai sumber informasi ilmiah memliki peran
yang sangat besar dalam menunjang program perguruan tinggi dalam upaya
peningkatan kualitas penelitian dan pembelajaran serta pengabdian pada
masyarakat (research, teaching, dan public service quality).
Ketersediaan sumber informasi ilmiah di tiap perguruan tinggi di
Indonesia masih dirasakan terbatas sehingga perlu adanya peningkatan
baik kualitas maupun kuantitasnya. Program E-Journal online merupakan upaya optimalisasi pemanfaatan bersama sumber-sumber informasi ilmiah online yang dilanggan oleh Dikti.
Dikti telah berupaya menyediakan sumber informasi ilmiah untuk
memenuhi kebutuhan informasi lmiah bagi perguruan tinggi di Indonesia
dengan cara melanggan beberapa pangkalan data jurnal online dari
berbagai bidang dan provider (Proquest, EBSCO, dan Gale) kurang lebih
sebanyak 7.000 jurnal untuk dapat diberdayakan bersama oleh seluruh
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.
Pada saat ini UB telah mencanangkan program akselarasi langkah menuju World Class Enterpreneural University.
Hal ini yang mendorong UB untuk terus melakukan upaya-upaya secara
berkelanjutan untuk menjadi Universitas berstandar internasional. Oleh
karena itu keberadaan sumber informasi ilmiah online tersebut
besar artinya bagi peningkatan Perguruan Tinggi di Indonesia khususnya
bagi UB dalam mendukung percepatan publikasi jurnal internasional, hasil
penelitian dan pembelajaran serta kegiatan akademik lainnya.
Dikti diharapkan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas jurnal Online
yang dilanggan dari tahun ke tahun. Sementara kerjasama antar PT dalam
pemanfaatan bersama sumber-sumber informasi ilmiah terus ditingkatkan.
Menyongsong UB untuk akselerasi menjadi World Class Entrepreneural University yang meliputi proses Teaching university, Research university dan Entrepreneural University diharapkan layanan journal online ini dapat menunjang proses belajar mengajar, riset dan pengabdian masyarakat.
3.2. Perkembangan Jumlah Mahasiswa
Terdaftar Universitas Brawijaya Tahun 2003-2007 diilustrasikan dalam
table dan grafik di bawah ini :
1.2. Perkembangan Jumlah Dosen dan Asisten Dosen Universitas Brawijaya.
Dosen merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses
belajar mengajar dalam suatu perguruan tinggi. Adapun perkembangan
Jumlah Dosen dan Asisten Dosen Universitas Brawijaya Tahun 2003 – 2007 dalam table dan grafik adalah sebagi berikut :
3.4. Perkembangan Jumlah Pengunjung Perpustakaan Universitas Brawijaya
Seiring perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pengguna
perpustakaan tidak lagi harus datang ke perpustakaan untuk menemukan
informasi yang dibutuhkannya. Adapun Perkembangan Jumlah Pengunjung
Perpustakaan Universitas Brawijaya Tahun 2003 – 2007 dalam table dan
grafik adalah sebagai berikut :
Sumber : http://www.ub.ac.id/id/9_publication/dokumen/ub_angka/
3.5. Mekanisme Pengembangan Koleksi Perpustakaan Universitas Brawijaya
- Menyusun rencana kerja bulanan Pengembangan Bahan Perpustakaan
- Menyusun laporan bulanan Pengembangan Bahan Perpustakaan
- Mengumpulkan, memilih dan menyiangi sumber Bahan Perpustakaan (catalog cetak & online) untuk seleksi bahan perpustakaan
- Mengirimkan katalog ke tiap jurusan dan lembaga lain terkait untuk dipilih
- Menyeleksi sumber bahan perpustakaan yang telah dipilih sivitas akademika
- Menyusun daftar usulan pengadaan Bahan Perpustakaan
- Mengirim daftar usulan pengadaan bahan perpustakaan
- Verifikasi Bahan Perpustakaan yang akan dipesan dan diterima
- Menyeleksi bahan perpustakaan yang dipesan berdasarkan nilai anggaran
- Menerima & mencocokkan bahan perpustakaan yang diterima dengan daftar usulan
- Melakukan inventarisasi Bahan Perpustakaan
- Mengirimkan Bahan perpustakaan ke bagian pengolahan
SUMBER PENGADAAN
a. Pembelian, adalah merupakan salah satu cara memperoleh koleksi yang terbaik. Pengadaan dengan cara ini dapat dilakukan melalui :
- Langsung membeli ke toko
- Melalui pemesanan, jobber, penerbit
Apabila pemesanan koleksi dengan cara surat maka data koleksi harus
dicantumkan dengan jelas dalam bentuk suatu daftar pesanan. Hal ini
berguna untuk pengaduan jika ada sesuatu yang menyimpang atau berbeda
dengan pesanan.
- Adapun daftar pesanan meliputi : pengarang, judul, kota terbit, penerbit, edisi, tahun terbit, ISBN, jumlah kopi, harga. Sedangkan untuk majalah ditambah volume, ISSN, harga satuan atau langganan.
- Disamping itu sertakan informasi tentang pembayaran.
CONTOH :
FORMAT USULAN PENGADAAN BUKU TAHUN ANGGARAN 2006
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FORMAT USULAN PENGADAAN BUKU TAHUN ANGGARAN 2006
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
b. Hadiah
- Koleksi yang diperoleh melalui penerbit atau penyalur, yayasan, lembaga pemerintahan, pengarang, perorangan. Sebaiknya hadiah tersebut sebelum diterima telah melalui prosedur seleksi yang baik dan diolah sesuai kebutuhan penguna. Komunikasi dengan pemberi hadiah selalu diutamakan dalam bentuk ucapan terimakasih dan permohonan cantuman Perpustakaan pada daftar kiriman pemberi hadiah.
c. Tukar menukar
- Pertukaran koleksi dengan lembaga lain yang memiliki publikasi untuk ditukarkan dengan publikasi Universitas Brawijaya yang dimiliki UPT Perpustakaan.
- Koleksi yang tidak bermanfaat bagi perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan cara ditukarkan kepada perpustakaan lain yang mungkin masih membutuhkan. Dari koleksi tersebut dibuatkan suatu daftar kemudian dikirimkan ke beberapa perpustakaan disertai dengan beberapa buku yang dibutuhkan sebagai penukarnya.
3.6. Strategi Pengembangan koleksi UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya
Strategi pengembangan koleksi di Perpustakaan Unversitas Brawijaya
dilakukan selain mengacu pada SAP (Satuan Acara Perkuliahan) juga dari
berbagai sumber antara lain : ruang baca pada masing-masing fakultas,
mailbox, internet, katalog penerbit, pengguna (mahasiswa, dosen,
karyawan). Misalnya dengan akses data ke jurusan jurusan melalui
intranet (OPAC).
Akses melalui internet dengan melakukan transaksi online dapat diilustrasikan di bawah ini :
Pada bulan Juli 2007 terjadi penurunan transaksi online
dikarenakan serangan virus sehingga data transaksi rusak, Dengan
meningkatnya kunjungan ke website maka berdampak menurunnya kunjungan
secara fisik pada perpustakaan.
Pada bulan Juli pula tepatnya pada tanggal 17 juli dilaksanakan
implemantasi WEB baru, sehingga masyarakat perlu membiasakan dengan
tampilan baru yang secara terus menerus dan bertahap mengalami
perbaikan, sehingga data per bulan September sampai dengan nopember
mengalami penurunan sedangkan data bulan Desember belum berjalan.
Contoh akses melalui intranet (OPAC)
Seluruh pengguna Perpustakaan Unversitas Brawijaya dapat memberikan
usulan untuk pengembangan koleksi dengan login ke digilib@ub.ac.id
Internet merupakan salah satu alat bantu untuk menelusur informasi tentang data deskripsi buku lengkap dengan harganya.
Contoh browsing buku buku asing
IV. JARINGAN PENGEMBANGAN KOLEKSI PERGURUAN TINGGI
Kerjasama jaringan pengembangan koleksi Perguruan Tinggi :
4.1. Information Resource Sharing
Kegiatan berbagi ilmu pengetahuan dan informasi (information resource sharing)
sudah dilaksanakan di perpustakaan perguruan tinggi se Jawa dalam
kapasitas masing masing perpustakaan sudah dapat mengambil data dari
perpustakaan lainnya , begitu pula sebaliknya.
Secara teknis telah terjadi kegiatan saling memanfaatkan sumber
informasi karya ilmiah lokal antar perpustakaan di Perguruan Tinggi
Negeri di Jawa (interoperability) yang sementara ini sebagai pioneernya
adalah Unibraw, ITS, UNAIR, ITB, UI, dengan kapasitas setiap
perpustakaan telah mampu berperan sebagai data provider dan harvester. Contoh : http//www.digilib.ub.ac.id/harvester
Dalam kesempatan tersebut telah dicapai kesepakatan teknologi
protokol, metadata dan konten pada masing-masing Perguruan Tinggi.
Sehingga perlu dibuat model portal nasional yang merupakan kumpulan
sumber informasi ilmiah lokal perpustakaan di Universitas yang
dipusatkan dan bisa diakses melalui Dikti
UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya telah membangun informasi
ilmiah lokal yang dituangkan dalam bentuk Brawijaya Knowledge Garden
adalah Perpustakaan digital yang memuat tentang seluruh karya dan
tulisan ilmiah di sivitas Brawijaya dengan alamat :
http://www.digilib.ub.ac.id/newknowledge.
Kerjasama berbagi informasi dalam peningkatan layanan inter library
loan melalui Internet working kedepannya bisa dilaksanakan oleh masing
masing fakultas maupun ruang baca jurusan. Untuk memudahkan pihak
Fakultas maupun jurusan bekerjasama dengan PTN di luar tersebut
diperlukan penyeragaman format permodelan sistem katalog karya ilmiah (grey literature catalog) di lingkungan Unibraw terlebih dulu.
Sulistyo-Basuki (2007) menyampaikan bahwa pemahaman local content adalah semua terbitan mengenai sebuah lembaga, daerah dengan tidak memandang format maupun medianya. Maka local content
untuk Universitas Brawijaya adalah semua terbitan tentang Universitas
Brawijaya, misalnya sejarah, asal usul universitas, riwayat hidup rektor
dll. Local content tentang Malang meliputi semua terbitan
dalam bidang sejarah, bahasa, geografi, pendidikan dll yang berkaitan
dengan kota Malang. Artikel tentang jalan Idjen atau pemandian Wendit
maupun sejarah stasiun Kota Lama Malang adalah local content.
Semua produk Universitas Brawijaya seperti skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, laporan tahunan rektor termasuk grey literature
artinya terbitan dalam bentuk analog maupun digital dalam semua format
yang tidak dapat diperoleh dari pasar terbuka atau melalui toko buku.
Capaian teknis dalam Inter Library Loan berupa kemampuan berperan sebagai data provider dan harvesting dari
masing masing perpustakaan hendaknya dicapai pula oleh perpustakaan di
masing masing fakultas ataupun ruang baca jurusan di lingkungan Unibraw.
Hal ini untuk memudahkan ruang baca di masing masing Fakultas maupun
Jurusan mampu mengakses informasi langsung ke Dikti.
Guna mencapai efisiensi layanan dalam ILL diperlukan kesepakatan keseragaman format permodelan sistem untuk katalog karya ilmiah dengan menggunakan protocol OAI (Open Access Initiative) untuk interoperability sedangkan untuk metadata menggunakan Dublin Core database pada masing masing Perguruan Tinggi.
Dengan penyeragaman format katalog karya ilmiah melalui protocol OAI dalam saling dapat memanfaatkan (interoperability) dan Dublin Core
untuk format metadata diharapkan perpustakaan di masing masing
jurusan/fakultas di lingkungan Unibraw kedepannya mampu mengakses
informasi ke Dikti.
4.2. Interlibrary Loan (ILL)
Beberapa pertemuan yang berkaitan dengan kerjasama jaringan interlibrary loan
telah dilaksanakan khususnya pada pertemuan rutin Forum Kerjasama
Perguruan Tinggi Negeri (FKP2T), kegiatan Workshop Resourche Sharing di
Perpustakaan Universitas Brawijaya , Inherent, PULSE (Public University Link South East Java) guna membahas pertukaran data dan informasi antar perguruan tinggi
Dalam pertemuan tersebut, kesepakatan teknis telah dicapai dengan menggunakan protokol OAI untuk interoperability sedangkan untuk metadata menggunakan Dublin Core . Jenis koleksi yang dimanfaatkan bersama adalah karya ilmiah lokal (grey literature)
dengan menampilkan metadatanya saja, sedangkan yang menyangkut
kebijakan masing-masing Perguruan Tinggi tetap dihormati. Tetapi sistem
peminjaman yang akan dilakukan belum ada kesepakatan .
Dalam acara kesepakatan tersebut yang telah dihadiri oleh beberpa
perguruan tinggi negeri diantaranya : Unibraw , UI, Unair, ITB, UGM, ITS
, bersepakat membuka portal OAI pada situs-situs mereka . Sampai saat
ini sudah tercapai komunikasi metadata antara perpustakaan tersebut, dan
implementasinya masih menggunakan software open source OAI.
Layanan inter library loan berbasis web juga hasil dari
beberapa kesepakatan serta apa yang telah dilakukan Universitas
Brawijaya dengan beberapa PT lain belum diinformasikan kepada civitas
academika Universitas Brawijaya. Pemberian layanan inter library loan
melalui VLS perlu diimplementasikan dan diinformasikan kepada segenap
civitas academika Universitas Brawijaya juga kepada perpustakaan lain
untuk diterapkan .
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
- Interkoneksi dengan ruang baca di fakultas yang telah dibangun UPT Perpustakaan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pengembangan koleksi
- Berawal pengembangan koleksi dalam jenis koleksi buku teks dengan dengan system interkoneksi lokal UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya mengembangkan sayapnya dengan membangun katalog induk karya ilmiah lokal.
- Kerjasama jaringan perguruan tinggi dalam mengembangkan koleksi diperlukan suatu system yang sistematis dan dapat diimplementasikan di anggota jaringan.
- Hasil dari pengembangan kerjasama jaringan nantinya tidak akan hanya dinikmati oleh anggota jaringan tapi juga dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat yang memerlukan melalui jaringan internet.
5.2. Rekomendasi
- Dengan keterbatasannya dana untuk pengadaan bahan Perpustakaan di masing masing Perguruan Tinggi untuk buku asing hanya sejumlah 1 eksemplar setiap judul bisa dilakukan pembagian pengembangan koleksi menurut kekuatan koleksi di masing masing perguruan tinggi atau dengan melakukan Interlibrary Loan atau Silang layan dengan fotocopy dan atau transfer data konten koleksi melalui jaringan.
- Belum tertatanya informasi ilmiah di perguruan tinggi seluruh Indonesia baik interkoneksi lokal maupun nasional sebaiknya segera dilakukan penyediaan sarana jaringan interkoneksi lokal sebagai langkah awal terwujudnya katalog induk nasional (KIN)
- Perkembangan informasi IPTEK di Indonesia tidak seimbang antara di Jawa dan di luar Jawa hal ini dapat diatasi dengan berbagi informasi (information resource sharing) dan Silang layan (InterLibrary Loan) melalui Katalog Induk Nasional Dikti.
- Duplikasi karya ilmiah yang selama ini terjadi bisa diantisipasi melalui Katalog Induk Nasional Dikti sehingga akan didapatkan temuan-temuan ilmiah baru.
- Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Perguruan Tinggi seharusnya bersinergi dalam pembangunan dan pengembangan katalog induk guna memenuhi kebutuhan informasi stakeholdernya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi. Akreditasi Institusi perguruan tinggi : Kumpulan instrumen
standar 9. Jakarta : BANPT, 2007.
Dwinarto, Sudarisman. Peranan Pustakawan & Staf Pengajar dalam
pemilihan bahan pustaka di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Majalah Ikatan
Pustakawan Indonesia vol. VII, (Nomor 3-4) 1985.
Harmawan. Fungsi Katalog Induk Nasional Karya Ilmiah Perguruan Tinggi
bagi Kebutuhan Informasi Stakeholders : disampaikan pada Workshop of
Internet Working II, 30-31 Mei 2007. Malang : Unibraw, 2007
Indonesia. Satgas Perpustakaan Perguruan Tinggi. Rumusan gagasan pola
pengembangan perpustakaan perguruan tinggi : lokakarya. Jakarta :
Satgas Perpustakaan Perguruan Tinggi, 1972.
McLeod, Raymond dan George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Ed. 9. Jakarta : Indeks, 2007.
Mismail, Budiono. Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
dalam penyediaan prasarana jaringan : disampaikan pada Workshop of
Internet Working II, 30-31 Mei 2007. Malang : Unibraw, 2007
Nelwati, Lily Suarni. Pedoman Teknis pengembangan koleksi layanan
Perpustakaan Nasional RI. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Pengembangan
Perpustakaan Nasional RI, 2002.
Nimran, Umar … [et al.]. Buku Tahunan Universitas Brawijaya 2006. Malang : Unibraw, 2006.
Ratnaningsih. Menuju perpustakaan perguruan tinggi berkelas dunia : sidang pengukuhan pustakawan utama. [s.n.] : [s.l.], 2008.
Salehuddin. Tanggung Jawab Perguruan Tinggi dalam Penyebaran dan
Pemanfaatan Bersama sumber Informasi Ilmiah Lokal : disampaikan pada
Workshop of Internet Working II, 30-31 Mei 2007. Malang : Unibraw, 2007
Sulistyo-Basuki. Peluang dan Strategi Rekomendasi Penerapan Silang
Layan Antarperpustakaan Berbasis Web di Indonesia : disampaikan pada
Workshop for Result Developing Information Resource Sharing, 3-4 Mei
2007. Malang : Unibraw, 2007
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1991.
Trimo, Soejono. Pengadaan dan Pemilihan Bahan Pustaka : suatu buku
text untuk pustakawan muda perpustakaan sekolah. Bandung : Angkasa,
1985.
Trimo, Soejono. Seleksi dan akuisisi : paparan kuliah . Bandung : Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, 1993
Universitas Brawijaya. Ringkasan Portofolio Akreditasi Insititusi Perguruan Tinggi (AIPT). Malang : Universitas Brawijaya, 2008.
Widodo, Agus Wahyu. Implementasi OAI-PMH (Open Archive
Initiative-Protocol for Metadata Harvesting dalam pertukaran data
koleksi FKP2T Strategi implementasi OAI versi 2.0 data provider dengan
Physnet PHP OAI. Jurnal FKP2T (Forum Komunikasi Perpustakaan Perguruan
Tinggi Negeri) Tahun1. no. 1, Juni 2006.
Wijayanti, Luki … [et al.]. Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman. Ed. 3. Jakarta : Dirjen Dikti-Depdiknas RI, 2004.
sember : http://widiapermana.staff.ub.ac.id/2012/01/20/pengembangan-koleksi-di-lingkungan-universitas-brawijaya-menuju-pengadaan-bersama-antar-perguruan-tinggi-di-indonesia/
sember : http://widiapermana.staff.ub.ac.id/2012/01/20/pengembangan-koleksi-di-lingkungan-universitas-brawijaya-menuju-pengadaan-bersama-antar-perguruan-tinggi-di-indonesia/