ads-unit

Pantai Lampuuk Banda Aceh yang Menjadi Tujuan Kami

0
Pantai Lampuuk Banda Aceh yang Menjadi Tujuan Kami – Kurang lebih enam puluh menit gitu kami kembali menyusuri jalan. Rasanya cukup lama. Mungkin karena baru pertama kali perginya jadi aku belum tahu lokasi persisnya. Atau, karena kami melewati jalan berkelok-kelok dan jalan tikungan. Bersyukur, sepanjang jalan Pantai Lampuuk  banyak terdapat pepohonan rindang di kanan-kiri jalan. Ini yang membuat jiwa dan pikiran adem.hehhee

Stop, ini sudah masuk Desa ntah desa apalah yang penting aroma pantai terasa dekat. Suara Kawanku begitu mengagetkan. Dia begitu yakin sudah masuk kawasan pantai lampuuk. Karena, Ia melihat sebuah papan kayu yang bertuliskan “Selamat Datang Wisata Lampuuk”. Ql gak lupa. Untuk mengurangi keraguan, kami pun bertanya tentang lokasi Pantai Lampuuk kepada seorang Ibu yang tampak lelah, menggendong sebongkah kayu dipunggungnya.

Baru diketahui keberadaanya. Bahwa ke eksisan Pantai Lampuuk tuh kurang, dibandingkan dengan Wisata Gunung Geurutee Aceh yang menurut aku pantainya lebih beraroma dan sejuk ketika diliat dari atas bukit nan jauh disana. Namun , wisata lampuuk kami tidak menemukan papan atau sekedar penunjuk jalan yang menandakan jika jalan tersebut adalah jalan menuju Pantai Lampuuk. Tapi kami merasa yakin sebentar lagi bisa menikmati pantai -yang katanya- cantik dan indah. Dan, satu-satunya pantai di aceh yang memiliki pasir putih.

Dari papan nama desa wisata, kami terus melaju lurus melewati pohon cemara dengan pemandangan nan hijau. Kurang lebih dua puluh menit, kami melihat ada beberapa orang tampak sibuk di sebuah pos. Ya, itu pos pintu masuk pantai. Ada yang bertugas mengangkat besi tol tanda mempersilakan mobil dan sepeda motor masuk. Ada juga yang memberi karcis tanda masuk kawasan pantai. Kami pun ikut mengantri untuk mendapatkan karcis. Cukup memberi Rp 5.000 per sepeda motor untuk bisa sampai ke lokasi wisata pantai Lampuuk dan perjalanan pun dilanjutkan dengan hati riang.



Rasa puas bertambah, ketika kami disuguhi pemandangan pantai yang terlihat begitu indah. Padahal, sebelumnya saya telah dikejutkan dengan penampakan Pantai Unsyiah yang bisa saya nikmati sebelum pantai Lampuuk. Saya lupa tepatnya di tanjakan keberapa penampakan kapal dipantai terlihat jelas dari atas jalan tol. Rasanya dekat banget. Andai tadi melewati jalan laut, ya. Pasti akan cepat sampai. Hahaha

Diatas jalan turunan terakhir menuju Pantai Lampuuk. Sejenak kami menyempatkan untuk menikmati pemandangan lepas pantai dan deretan kapal nelayan yang tertata rapih dari jauh terlihat. Serius, ini pemandangan yang cantik. Saat itu, sekitar pukul 13.50 WIB, pantai tampak sepi. Asyik banget, lebih bisa menikmati. Pas kebetulan juga azan waktu sholat ashar dan akhirnya kami peyempatkan diri untuk sholat bersama

Melihat keindahan laut rasanya sudah tak sabar untuk menyentuhnya, merendam kaki, atau cuci muka supaya debu di wajah luntur. Eh, pencemaran ini namanya, ya. Hahaha



Sebelum terjun, foto dolo. . .

Kami merasa beruntung, karena saat itu tidak hujan. Karena, ada beberapa jalan yang masih berupa tatanan batu. Jika hujan, sepertinya jalan akan licin.


Kesabaran dan rasa lelah pun terbayar. Kami langsung menuju tempat parkir. Entah ini tempat parkir umum atau bukan, karena saat itu tidak ada satu orang pun yang mengarahkan kami untuk parkir. Padahal sebelum ada si, Yang jelas lahannya kosong, tepat di depan Warung BAKAR IKAN qalo disingkat jadi (BI), hehehe. Sayangnya BI sudah habis, jadi tidak bisa menikmati ikan bakar di Lampuuk.

Semakin dekat, pemandangan makin membuat greget. Obak kecil sudah melambai-lambai dan pasir putih pun seakan meminta untuk digenggam. Saya menyapa mereka dengan cara duduk di persinggahan yang lumayan besar. Ya, selain perahu nelayan, di pantai Lampuuk banyak terdapat batu karang yang cukup besar. Disebelah kanan pantai, banyak terdapat batu karang dengan berbagai ukuran. Sedangkan, disebelah kiri pantai banyak terdapat warung makan yang sore itu kebanyakan sudah tutup.

Masih asyik menikmati cantiknya air laut bergradasi hijau, safar abang sepupu aku dari lhokseumawe sudah minta pulang. Mungkin dia merasa capek, atau malah lapar? Ternyata waktu menunjukkan pukul 17.10 WIB. Dan, kami belum makan sore. Saya sendiri merasa masih kenyang si, hehe. Yasudah, akhirnya kami memutuskan untuk makan dahulu di warung dekat pantai.

Enggak nyangka, Lampuuk Aceh mempunyai pantai secantik ini. . .

Warung bakar ikan yang kami singgahi biasanya menyediakan soto, ikan bakar lengkap dengan lalapan. Tapi, saat itu Mba Warung katanya sedang ingin santai. Jadi, menu yang ada pun sangat santai. Tidak menyediakan makanan khas laut. Kami memesan mie kuah plus jus kelapa muda dan ngemil kecap saos. masaknya lumayan lama. Daripada bengong di warung, kami ngobrol-ngobrol ma irfandi, saleha, safar dan aku tentunya disekitar pantai. Eladala,



Kami rupanya terlena dengan ombak laut lampuuk. Dunia ini indah, Teman. Duduk di warung tepi pantai sambil menikmati kecantikan laut, menyantap semangkuk mie rebus dan menyeruput es kelapa muda. Saya tidak menyangka aceh memiliki pantai secantik Pantai Lampuuk ini. Satu-satunya pantai berpasir putih. Pantai yang bersih dan semoga akan terus dijaga kebersihannya oleh orang sekitar dan juga pengunjung. Tepat sekali jika kalian singgah ke Aceh, lalu memasukkan Pantai Lampuuk ke dalam daftar kunjungan wisata.

Note
Jika teman-teman berniat untuk bertamasya ke Pantai Lampuuk Banda Aceh, harus dipersiapkan segala sesuatunya. Menimbang lokasi dan fasilitas yang disekitar pantai masih minim. Beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, belum ada transportasi umum menuju Pantai Lampuuk. Akses transportasi umum tidak sampai ke Pantai Lampuuk. Jika akan melanjutkan ke Pantai Lampuuk, kalian harus sewa ngojek.

Kedua, disepanjang jalan ke Pantai Lampuuk belum ada bengkel-bengkel kecil dan atau bensin eceran. Terlebih dahulu periksa kondisi kendaraan dan juga bensin. Ketiga, di sekitar pantai belum terdapat penginapan. Jadi, jika berniat menginap, bisa membawa dome atau kalian bisa menginap di desa wisata sekitar lampuuk.

Tiga poin yang baru saya ingat. Terpenting, selalu tebar ceria tiap tamasya ya, Temans. Supaya aman, terhindar dari godaan syetan dan bahagia selalu. Hahaha
Penulis : Abdul Malik

About The Author

Hello, I am an web designer/developer from Melbourne, Australia. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium .