Lupa Rezeki
Oleh Jarjani Usman
“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim” (HR. Bukhari).
Rezeki selalu menggugah hati untuk mencari dan diwajibkan untuk mencarinya. Namun tak semua merasa memperolehnya setiap hari, karena tidak mampu melawan lupa.
Tidak sedikit manusia yang lupa bahwa rezeki bukan hanya harta. Menurut Rasulullah, ada juga rezeki dalam bentuk kesehatan dan kesempatan, namun dua jenis rezeki ini kerap diabaikan manusia (HR. Bukhari).
Dalam mencari rezeki, juga ada orang yang lupa memohon kepada Allah. Padahal Allah yang menentukan rezeki (QS. Saba’: 39), tahu mana rezeki yang baik, kapan yang baik diberikan, dan untuk siapa baik diberikan. Bila diberikan harta saat tak siap mental, misalnya, bisa jadi kita menjadi angkuh. Karena itu, dalam mencari rezeki, dianjurkan untuk tak lupa bersabar.
Bahkan, dalam mencari rezeki, sebahagian hamba lupa kepada manusia lain. Padahal rezeki seringkali dititipkan melalui tangan orang lain, sehingga disarankan untuk menyambung silaturrahim (HR. Bukhari).
Di samping itu, ada rezeki yang dicobatitipkan melalui tangan kita untuk orang lain, sehingga diajak untuk lupa menolong orang-orang lain. Dalam suatu hadits disebutkan, “Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rezeki melainkan karena orang-orang lemah di antara kalian” (HR. Al-Bukhari). Dalam Alquran juga disebutkan, “Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (QS. Saba’: 39).
Hal lain yang dilupakan dalam mencari rezeki ialah keikhlasan. Sehingga kalau pun memberi cenderung yang buruk (QS. Al Baqarah: 267). Padahal sikap seperti ini bisa menghalangi datangnya rezeki dari Allah.
“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim” (HR. Bukhari).
Rezeki selalu menggugah hati untuk mencari dan diwajibkan untuk mencarinya. Namun tak semua merasa memperolehnya setiap hari, karena tidak mampu melawan lupa.
Tidak sedikit manusia yang lupa bahwa rezeki bukan hanya harta. Menurut Rasulullah, ada juga rezeki dalam bentuk kesehatan dan kesempatan, namun dua jenis rezeki ini kerap diabaikan manusia (HR. Bukhari).
Dalam mencari rezeki, juga ada orang yang lupa memohon kepada Allah. Padahal Allah yang menentukan rezeki (QS. Saba’: 39), tahu mana rezeki yang baik, kapan yang baik diberikan, dan untuk siapa baik diberikan. Bila diberikan harta saat tak siap mental, misalnya, bisa jadi kita menjadi angkuh. Karena itu, dalam mencari rezeki, dianjurkan untuk tak lupa bersabar.
Bahkan, dalam mencari rezeki, sebahagian hamba lupa kepada manusia lain. Padahal rezeki seringkali dititipkan melalui tangan orang lain, sehingga disarankan untuk menyambung silaturrahim (HR. Bukhari).
Di samping itu, ada rezeki yang dicobatitipkan melalui tangan kita untuk orang lain, sehingga diajak untuk lupa menolong orang-orang lain. Dalam suatu hadits disebutkan, “Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rezeki melainkan karena orang-orang lemah di antara kalian” (HR. Al-Bukhari). Dalam Alquran juga disebutkan, “Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya” (QS. Saba’: 39).
Hal lain yang dilupakan dalam mencari rezeki ialah keikhlasan. Sehingga kalau pun memberi cenderung yang buruk (QS. Al Baqarah: 267). Padahal sikap seperti ini bisa menghalangi datangnya rezeki dari Allah.